Oh Mac!
15:42Assalammualaikum,
Impian akan terlaksana pada waktunya.
Izinkan saya berkongsi tentang Hujan Bulan Juni,karya Pak Sapardi Djoko Damono.Banyak orang selalu menyebut tentang Hujan Bulan Juni,namun saya tak pernah membacanya.Suatu hari di Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur 2018, saya nampak sosok Pak Sapardi. "Pasti insan yang hebat" detak hati saya.Pada saat itu saya tidak teringat tentang karyanya yang selalu jadi pujaan pencinta puisi.Namun saya yakin sekali,lelaki ini yang bertopi pet dan tampak kemas dalam kot berona gelap,pastinya seorang lelaki yang hebat.Beliau sedang duduk di reruai Indonesia yang menjadi negara tamu pada tahun itu.Kelihatan tenang sambil tersenyum,disapa mesra beberapa orang yang juga di situ.Saya hanya melihatnya dari rak-rak buku,sambil membelek novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq yang selamat menjadi milik saya pada hari itu.Saya hendak menyapanya tetapi segan sekali,tambah pula saya tidak pernah membaca karyanya. Namun ada beberapa penulis yang sempat saya bergambar dan bertegur sapa - Kisah PBAKL 2018
Pada 2019,saya membeli buku sajak Hujan Bulan Juni.Sajaknya indah sekali,menyimpan seribu satu perasaan yang tak terungkap.Ya,terkadang hanya penulisan yang mampu menjelaskan segenap perasaan yang terpendam.Pada 2020 saat mengetahui pemergian beliau,saya turut merasa kesedihan hilangnya sasterawan hebat.
Dan baru-baru ini saat menonton filem Hujan Bulan Juni adaptasi daripada novel beliau yang juga diberikan nama yang sama dengan kumpulan sajaknya yang asalnya diterbitkan pada 1994, saya lebih menikmati keindahan puisi itu saat Sarwono yang menyebutkan bait-baitnya.Memahami nilai sesuatu akan membuatkan kita lebih menghargai.Di pertengahan filem itu,saya cepat-cepat ke bilik,membuka kotak bunga-bunga di bawah katil dan mengambil buku Hujan Bulan Juni.
Saat melihat Pak Sapardi yang berperan sebagai ayah Sarwono,saya turut menjadi sebak.Kenapa tidak saja saya menegurnya pada 2018 itu? Bukan egois.Mungkin saat itu saya belum mengenali dan memahami karyanya,maka tidak mampu menghargai.Kini setelah saya dalami setiap bait puisinya, timbullah kekaguman dan penghargaan yang sangat besar.Maka,tidak mengapalah.Kita akan tiba di stesen kefahaman pada waktunya,bukan begitu.
Bawah ini antara puisi Pak Sapardi Djoko Damono yang jadi kegemaran saya.Al-fatihah buat beliau.
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
(1989)
Mac ini terik sekali.Jangan lupa minum air,ya.
Kebelakangan ini hujan mula membasahi bumi,syukur.
Doakan semoga semester ini baik-baik untuk saya :)
0 comments